Kamis, 30 Oktober 2014

ANTARA KORUPSI, ATTITUDE DAN BU SUSI



Akhir-akhir ini berita mengenai profil Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru saja dilantik pada kabinet kerja presiden Jokowi ramai sekali diperbincangkan khusunya di media social. Banyak sekali yang menghujat tentang tata cara dia bersikap dan berpenampilan. Kebiasaan dia merokok plus tato lobster yang tergambar dengan jelas pada betisnya membuat rakyat Indonesia merasa beliau tidak pantas untuk menduduki jabatan setingkat menteri yang notabene adalah pejabat tinggi negara. Saya paham mengapa sejumlah masyarakat ini resah terhadap sosok ibu Menteri yang satu ini. Merokok di depan umum apalagi di istana negara jelas merupakan tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh siapapun apalagi pejabat negara. Belum lagi tato dan tingkat pendidikan beliau yang hanya sampai tamatan SMP makin membuat masyarakat khusunya anti sekulerisme meradang. Mereka khawatir terhadap anak-anak mereka kelak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh seorang menteri, para orang tua takut jika yang dilihat anak-anak hanya sisi merokok, tato dan lulusan SMP bukan sosok pekerja kerasnya. Ditambah lagi banyak timeline di FB yang diupload oleh penganut #sekulerinlander berseliweran foto bu Susi yang disandingkan dengan Ratu Atut dilengkapi dengan kalimat “Masih saja lebih percaya sama yg 'tampak' rapi, santun & agamis? Kapan belajarnya sih Indonesia?”. Oke mungkin saja bu Susi ini memang secara kerja lebih oke dibanding Ratu atut tapi itu untuk kasus di perusahaannya sendiri, tapi bagaiman jika dia menduduki jabatan sebagai pejabat negara stingkat menteri dimana yang dikelolanya adalah kekayaan negara bukan kekayaannya sendiri. Kita semua tidak pernah tahu kan apa yang terjadi di masa akan datang. kita semua juga tidak ada yang bisa memberikan jaminan 100% bahwa beliau nantinya tidak akan melakukan tindak korupsi sepeser pun. Wallahua’alam...

Yang saya cermati dari hot topic mengenai Ibu Susi Pudjiastuti adalah sudah separah itukah cara pandang rakyat Indonesia khusunya genearis muda terhadap korupsi, sehingga menganggap kemunduran attitude itu jauh lebih baik dibandingkan dengan korupsi. padahal menurut saya cikal bakal korupsi itu sendiri adalah berawal dari kemunduran attitude. Sikap permisif kita terhadap tindakan/perilaku yang tidak ‘pantas’ itulah yang menjadi akar dari munculnya korupsi. Saya paham mungkin kita semua terlalu lelah dengan berita di televisi yang hampir tiap hari menyajikan berita para pejabat negara satu persatu diciduk oleh KPK akibat tindakan korupsi yang diduga dilakukannya. Seakan-akan untuk menemukan pejabat yang benar-benar amanah setara dengan pepatah bagai mencari jarum di tumpukan jerami, sangat susah sekali. Korupsi sudah menjadi penyakit yang sangat menjijikkan bagi masyarakat Indonesia, sehingga kedudukannya mungkin berada di tingkat paling bawah untuk tindak kejahatan dan kebobrokan menurut kaca mata orang Indonesia. Akibat cara pandang itulah muncul sejumlah gerakan pembelaan terhadap bu Susi yang mengatasnamakan kebebasan dan yang penting tidak korupsi, padahal kita sendiri juga belum menguji Intergritas beliau pada bangsa ini.

Namun kabinet yang baru sudah dilantik dan ditentukan siapa saja yang mendudukinya. Tidak mungkin juga kita berdemo pada pak presiden untuk menurunkan Ibu Susi Pudjiastuti  hanya gara-gara merokok dan bertato yang memang jika dipikir hanya dengan logika itu sama sekali tidak ada relevansinya. Saya tidak berharap Ibu Susi untuk berubah menjadi seperti Ratu Atut dengan penampilan santun namun menusuk rakyatnya dari belakangdari belakang, tentu itu jauh lebih buruk dari sekarang  tapi saya sangat berharap jika yang dijadikan contoh bu Susi adalah ibu Walikota Tri Risma Harini yang memiliki segudang prestasi dan Integritas tinggi terhadap rakyat tanpa merokok, tato dan tentunya berpendidikan tinggi. Kita berdoa saja agar bu Susi sadar bahwa ada jutaan mata termasuk anak-anak yang melihat beliau sebagai pejabat negara yang sudah seharusnya bisa dijadikan contoh bukan hanya dari sisi etos kerja saja namun juga dari segala aspek khususnya attitude.

Rabu, 10 September 2014

Karnaval Antara Manfaat dan Mudharat


Satu lagi oleh-oleh yang saya dapat dari perjalanan saya ke taman Safari kemaren, apalagi kalau bukan macet. Kami tidak beruntung, karena sewaktu perjalanan pulang kami terjebak macet di daerah Trawas. Suami memang sengaja melewati daerah tersebut karena tujuan kami pulang ke rumah mertua saya yang ada di daerah Pacet, jadi kami rasa rute yang paling dekat adalah melewati Trawas.

Perjalanan kami terhenti akibat adanya karnaval yang diselenggarakan oleh daerah setempat. Karnaval itu sepertinya diadakan dalam rangka masih memperingati perayaan 17 Agustus 2014 yang sudah lewat hampir satu bulan yang lalu. Sebenarnya saya sendiri belum tau apa manfaat spesifik dari sebuah pertunjukan yang bernama karnaval selain menyebabkan kemacetan dimana-mana. Toh masih banyak cara lain untuk merayakan Kemerdekaan RI tanpa harus menciptakan kemudharatan seperti kemacetan. Kalau memang terpaksa tidak ada cara lain merayakan hari kemerdekaan selain karnaval setidaknya dipikirkan apakah ada jalan alternatif bagi kendaraan yang menuju suatu daerah di sekitar lokasi tentunya juga harus disertai dengan petunjuk yang jelas. Kalau tidak ya kejadiannya seperti yang kami alami, apalagi kebetulan jalan yang kami lalui itu tanjakannya cukup curam, alhasil banyak kendaraan yang mogok di tengah jalan dan malah makin memperparah kemacetan itu.

Karnaval merupakan kegiatan semacam pawai yang diikuti oleh sejumlah orang atau biasanya anak-anak kecil dengan menggunakan pakaian tradisional atau pakaian unik lainnya sesuai tema yang diusung. Secara hiburan memang karnaval sampai saat ini dinilai cukup menghibur warga sekitar yang jalan rumahnya dijadikan rute sebuah karnaval. Namun bagaimana dengan peserta karnaval itu sendiri?! Kalau pesertanya sudah dewasa sih masih oke-oke saja, namun bagaiman kalau pesertanya itu anak-anak? saya bisa membayangkan betapa tidak nyamannya kondisi anak-anak dengan berpakaian tradisional atau unik yang tidak jarang disertai dengan sanggul besar beserta make upnya berjalan di siang hari di tengah jalan raya dan hiruk pikuk kendaraan yang lewat. Bukannya bagi anak-anak lebih baik dialihkan kepada bentuk perayaan yang lebih bermanfaat tanpa memberikan kesempatan anak-anak untuk merasakan “siksaan” seperti itu. Saya lebih senang jika sebuah perayaan dirayakan dengan hal-hal sederhana seperti menanam pohon di sepanjang jalan, menggambar, menulis atau membuat kreasi apa saja yang bisa bermanfaat untuk daerah setempat. Itu jika dilihat dari sisi peserta karnaval, nah jika dilihat dari sisi pengguna jalan jelasa tidak memperoleh manfaat apapun selain harus menikmati kemacetan yang kadang berlangsung sampai berjam-jam.

Tidak ada yang salah dengan sebuah perayaan bernama karnaval. Saya yakin sebenarnya panitia dari karnaval juga tidak ada maksud untuk mempersulit warga lainnya yang hendak melewati jalan yang dijadikan rute dari sebuah pertunjukan karnaval. Cuma kalau mau menyelenggarakan kegiatan yang sekiranya membuat kepentingan umum menjadi terganggu mbok ya dipikirkan matang-matang solusinya. Kami sebenarnya tidak ada masalah dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut asalkan dari awal sudah diberi petunjuk jika jalanan tersebut ada kegiatan yang tidak bisa dilewati atau jika bisa dicarikan dan diberikan petunujuk jalan alternatif lainnya sehingga mobil-mobil itu tidak sampai harus mogok di tengah jalan yang makin memperparah kemacetan itu. Apapun kegiatan yang menggunakan jalan umum harusnya dipikirkan masak-masak untuk menghindari kejadian macet total mengingat kita semua tidak tahu ada tidaknya salah satu kendaraan yang dalam keadaan urgent.  Ya semoga saja tidak ada ambulance atau mobil pribadi yang sedang membawa pasien kritis dan terjebak dalam sebuah kemacetan akibat kegiatan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan jalan umum.

                                           Sumber: www.panturanews.com

Resep Sambal Matah

Bagi pecinta kuliner pedas rasanya belum pas jika belum pernah mencicipi sambal khas dari bali ini yang diberi nama Sambal Matah. Kenapa disebut dengan sambal matah karena semua bahan yang ada di sambel tersebut matah kalau dalam bahasa indonesianya mentah. Sambal matah ini biasanya dinikmati bersama ikan goreng, ikan bakar, ayam goreng, ayam bakar atau lauk apapun yang digoreng atau dibakar. Nah disini saya mau berbagi apa saja bahan-bahan untuk membuat sambal matah ini.

Bahan:
5 siung bawang merah
1 siung bawang putih
3 batang sereh
10 buah cabai rawit
1 buah jeruk limau/jeruk sambal
1 lembar daun jeruk purut
Terasi secukupnya
Garam secukupnya
Gula secukupnya

Cara Membuat::
1.    Iris tipis-tipis bawang merah, bawah putih, sereh, daun jeruk dan cabai rawit, kemudian bejek-bejek sampai   mengelurakan air
2.   Campur bahan-bahan yang sudah dibejek-bejek diatas dengan garam dan terasi yang sudah disangrai atau dibakar, dan aduk sampai rata, kemudian beri perasan jeruk limau.
3.    Panaskan minyak goreng di atas wajan, jika sudah panas ambil 4-5 sendok makan minyak goreng tersebut kemudian campurkan ke bahan-bahan tadi.
4.      Sambal siap dinikmati dengan lauk gorengan atau bakaran.
 

Senin, 08 September 2014

Kriuk-kriuk Gurih Ifumie


Saya termasuk penggemar berat masakan satu ini, kriuk-kriuk mie yang dipadu dengan kuah gurih sayur cap cay membuat saya ketagihan. Sudah lama sekali saya tidak memasak menu ifumie di rumah. Selama ini kalau bikin ifumie menurut saya masih saja ada yang kurang pas. Nah kemaren sepulang kerja saya ingin memasak ifumie lagi dengan teknik yang berbeda dari sebelumnya, dan hasilnya ternyata jauh lebih enak. Inilah resep ifumie yang kemaren saya buat.



Bahan bumbu :

3 siung bawang putih
2 siung bawah merah
1 buah bawang bombay
1 sendok teh saus tiram
2 sendok teh saus tomat
Lada secukupnya
Minyak wijen secukupnya
Garam secukupnya

Bahan Sayur :

2 buah Wortel
1 ikat Sawi Hijau
1 ikat Sawi Putih
1 bonggol kembang Kol
Jagung Muda
Kapri
 Note: untuk sayur variasi dan jumlahnya bisa sesuai selera


  
Bahan lain:
2 papan mie telor
Udang secukupnya
Dada Ayam (potong dadu)
Sosis/Bakso


Cara membuat mienya:
1.       didihkan air untuk merebus mie sampai matang
2.    panaskan minyak goreng pada wajan dan goreng mie yang sudah direbus tadi sampai berwarna kuning kecoklatan.
3.       Angkat dan sisihkan

Cara membuat siraman sayurnya:
1.       Pisahkan kepala udang dengan badannya
2.       Haluskan bawang putih, bawang merah dan merica beserta kepala udang, iris tipis-tipis bawang bombay
3.       Panaskan minyak goreng pada wajan, masukkan bumbu dan kepala udang yang sudah dihaluskan kemudian masukkan juga bawang bombay, tumis sampai harum.
4.    Mauskkan udang yang sudah dipisahkan dengan kepalanya tadi, potongan ayam, dan sosis/bakso, tumis sampai setengah matang dan beri air secukupnya.
5.      Setelah air mendidih masukkan saus tiram, minyak wijen, dan saus tomat tunggu sebentar sampai meresap ke daging ayam dan udang
6.       Masukkan sayur dan beri garam secukupnya, tunggu sampai sayur sedikit layu, matikan kompor
7.       Untuk penyajian siramkan sayuran beserta kuahnya di atas mie yang sudah digoreng