Kejadian
di hari sabtu malam kemaren masih terekam jelas di kepala saya. Waktu itu kami
lagi bertiga saja di rumah, memang hari sabtu kemaren saya dan suami sengaja
meluangkan waktu untuk menengok rumah kita yang sudah seminggu ini kami
tinggalkan akibat kesibukan suami di luar kota dan saya harus bekerja, sehingga
saya harus menitipkan tara pada ibu saya. Selain memang kami ingin quality time
bertiga di rumah kami sendiri, kami juga mau mengecek dan membersihkan rumah
kami yang sudah penuh debu. Kami memang sengaja memutuskan untuk tidak menginap
karena besoknya saya dan suami sebagai abdi negara harus mengikuti upacara
kemerdekaan 17 Agustus, jadi sehabis maghrib kami putuskan untuk kembali ke
rumah ortu saya dengan mengendarai mobil.
Seperti
biasa, sebelum kami pergi saya selalu bertugas menyiapkan segala macam
keperluan tara, saya dan suami. Nggak seperti biasanya yang selalu senang kalo
tahu kami mau pergi, malam itu Tara sepertinya enggan untuk meninggalkan
rumahnya. Entah karena dia kangen rumahnya, atau maenannya pokok dia ogah
diajak pergi walaupun lampu sudah kami matikan semua. Akhirnya ayahnya berhasil
membujuk dia supaya mau ikut dengan kami dengan membawanya duluan ke mobil.
Karena biasanya dia paling suka diajak ayahnya manasin mobil sambil dipangku.
Saya pun kembali memastikan apa rumah dalam keadaan aman selama kami. tinggal dan segera saya menguci pintu lalu menuju ke mobil. Ketika saya membuka
pintu tengah mobil untuk menaruh barang bawaannya seketika itu juga Braaaakkkk,
duuuukkkkk!!!!! Saking terperanjatnya, saya baru menyadari beberapa detik
kemudian bahwa anak saya jatuh dari mobil ketika saya membuka pintu. Seketika
itu juga denyut nadi saya seakan berhenti melihat pemandangan yang saya sendiri
tak sanggup untuk menggambarkannya. Bayangkan saja tara yang masih berumur 16 bulan
harus terjatuh dari dalam mobil dengan kepalanya terlebih dahulu menyentuh
carport yang keras. Tangis saya dan tara sama-sama pecah. Dengan sigap suami
saya langsung menggendong tara ke dalam rumah. Saya tidak bisa membayangkan betapa
sakitnya yang dirasakan Tara.
Mulailah
adegan saling menyalahkan antara saya dan suami terjadi. Namun kami menyadari
bahwa yang terpenting saat itu bukanlah saling mencari kambing hitam, tapi
adalah bagaimana memberikan pertolongan pertama pada anak saat terjadi benturan
kepala. Saya sempat panik karena benturan itu meninggalkan benjolan biru di
kening Tara. Saya dan suami saat itu berusaha menenangkan diri, dan saya ingat
pada artikel yang pernah saya baca disini
,kalau anak yang habis terbentur masih sadar membuka matanya dan tidak muntah
itu artinya masih aman. Tapi tetap saja kita panik melihat anak yang tidak
berhenti menangis. Saya teringat kalau saya mempunyai stok salep Thrombophop
yang memang sengaja saya simpan bilamana terjadi kejadian tak terduga seperti
ini. Salep Thrombophop ini memang untuk mengobati segala macam luka yang
mengakibatkan gumpalan darah di dalamnya.
Alhamdulillah setelah diberi
Thrombophop keesekoan hari luka lebam tara kempes dan warna birunya mulai
memudar dan sewaktu saya mencoba menekan luka tersebut untuk mengecek apakah
masih sakit atau nggak, Tara tampak biasa saja tidak kesakitan. Bagi ibu-ibu yang memiliki anak seumuran tara
saya sarankan untuk sedia salep ini di rumah. Karena anak seumuran Tara ini
memang sedang aktif-aktifnya, dan tidak jarang terjadi insiden seperti yang
saya alami. Tapi jangan lupa selalu awasi anak dalam bermain, jangan biarkan
dia sendirian pun itu dalam ruangan atau kondisi yang kita rasa aman. Tentunya
kita tidak ingin kan kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada anak karena
keteledoran kita?.
1xbet korean betting and sportsbook | legalbet.co.kr
BalasHapus1xbet korean betting and sportsbook ⭐️ legalbet.co.kr ⭐️ legalbet.co.kr 바카라 사이트 ⭐️ sportsbook online sportsbook. 1xbet ⭐️ betting odds online. 인카지노 ⭐️ betting odds online.